Film-film Indonesia Diputar di India

By Admin

nusakini.com--KBRI New Delhi telah menyelenggarakan Indonesian Film Festival (IFF) tahun 2017 dengan tema yang disesuaikan dari Kemdikbud, yakni Celebrating Diversity in Indonesia. Kegiatan diselenggarakan di C.D. Desmukh Auditorium, India International Centre (IIC), New Delhi, India.

Acara dibuka secara resmi oleh KUAI KBRI New Delhi, Dalton Sembiring serta Secretary of IIC, Commodor Ravinder Datta. Koordinasi dan pengaturan festival ini dilakukan oleh Atdikbud KBRI New Delhi bekerjasama sama dengan pihak IIC. 

Rangkaian film yang ditayangkan antara lain berjudul Mirror Never Lies, diputar pada tanggal 8 Mei 2017 diikuti film Sokola Rimba (15 Mei 2017), Demi Ucok, (18 Mei 2017), Mencari Hilal (22 Mei 2017) dan diakhiri dengan film berjudul Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara (29 Mei 2017). Penayangan film dilakukan setiap pukul 18.30 waktu New Delhi. 

Penonton sangat menikmati dan memperoleh gambaran alam serta budaya Indonesia. Dalam film Mirror Never Lies atau Laut Bercermin, penonton sangat mengagumi teknik sinematografi film ini serta keindahan alam Wakatobi, dengan cara yang unik mengenalkan kebudayaan Suku Bajo sekaligus pesan pelestarian lingkungannya. Dalam film Sokola Rimba, Penonton terkesima dengan isu pendidikan serta tantangan yang diahadapi Indonesia, khususnya di daerah-daerah rimba terpencil. Penonton India merasakan adanya kesamaan permasalahan penyediaan pendidikan bagi masyarakat termarginalkan antara Indonesia dan India. 

Sementara dari film Demi Ucok, penonton terbuai dengan keceriaan masyarakat Indonesia. Beberapa penonton yang belum pernah ke Indonesia, malah bertanya, "Apakah masyarakat Indonesia memang seperti yang digambarkan di film itu yang senantiasa ceria?" Dalam pemutaran film Mencari Hilal, penonton menyukai film ini, yang mengangkat perdebatan antara fundamentalisme dan liberalisme. Penonton mengatakan bahwa mereka menikmati film yang sangat tidak "Bollywood" ini. Film yang berbobot kata mereka. 

Kesan mereka untuk film Aisyah: Biarkan kami Bersaudara, alur ceritanya yang kuat dan emosional membuat penonton enggan beranjak dari tempat duduknya. Penonton merasakan kesamaan isu toleransi/intoleransi, khususnya dalam pendidikan pada suku terasing, yang dihadapi Indonesia dan India. Bagaimana hubungan agama mayoritas dan minoritas serta keberagaman dalam masyarakat Indonesia, juga India merupakan aspek yang layak didiskusikan oleh kedua bangsa. 

Pihak IIC mengapresiasi kolaborasi dengan KBRI New Delhi dan berharap kerjasama yang lebih kuat tidak hanya dalam pemutaran film-film Indonesia yang bermutu baik, namun berbagai aspek lainnya untuk menguatkan diplomasi budaya antara kedua negara. (p/ab)